Sign by Danasoft - Get Your Free Sign

Minggu, 02 Mei 2010

Investasi di Saham = Judi ?

Pernahkah Anda mendengar orang berkata hal-hal di bawah ini ketika mendengar kata 'investasi', khususnya investasi di pasar modal ?
· Saya kehilangan setengah uang tabungan saya ketika pasar modal mengalami crash,
· Setiap kali saya membeli saham, saham tersebut turun,
· Lebih baik didepositokan saja karena lebih aman,
· Berinvestasi sangat beresiko, Anda dapat kehilangan seluruh modal Anda,
· Membeli saham seperti berjudi,
· Uang yang saya investasikan untuk anak saya sekolah akibat crash di bursa, hilang begitu saja !
· Banyak orang bunuh diri karena gagal dalam berinvestasi di saham



Mitos-mitos ini lahir karena Anda selalu didoktrin dengan fakta-fakta dari bank atau
ahli keuangan bahwa yang namanya high return pastilah high risk. Untuk
memperoleh return yang tinggi, Anda harus menjadi seorang risk taker! Kebanyakan
orang tidak suka mengambil resiko, makanya mereka sama sekali tidak mencoba
menginvestasikan uangnya di pasar modal, karena takut akan resiko yang begitu
besarnya.

Kebanyakan orang menjadi phobia terhadap pasar modal. Mereka percaya bahwa
investasi itu terlalu beresiko dan lebih baik menyimpan uang di bank. Mereka lebih
baik menerima return 4-5% saja dari deposito dibandingkan meraih puluhan hingga
ratusan persen dari pasar modal.

Sayang sekali, karena orang-orang ini melewatkan salah satu dari cara-cara paling
dahsyat dalam membangun kekayaan. Dengan tidak berinvestasi, uang anda akan
tergerus inflasi.

Satu kabar gembira untuk anda : High return tidak harus high risk ! Apakah benar
bahwa berinvestasi di bursa saham terlalu beresiko ? Jawabannya … TERGANTUNG.
Bisa ya, bisa juga tidak ! Mau tahu kenapa demikian ?

Jika Anda ingin mendapatkan jawabannya, Anda bisa download gratis digital report dan audio mp3 karangan teman Saya, Ferdie Darmawan
secara Gratis di http://www.investorsibuk.com/prelaunch/?vip=994

1 komentar:

  1. membicarakan mengenai saham = judi agak susah mendiskusikannya. MUI pasti mempunyai alasan2 yang mendasari fatwa haramnya, karena mereka tiap hari pekerjaannya menganalisa, mempelajari dan membagikan penemuan2nya tentang semua hal dengan tujuan Demi Umat

    Bolehngeblog

    BalasHapus